Sore
ini, aku mulai bosan dengan gurauan yang tak ada habisnya diperbincangkan lewat
emosi yang tak akan pernah meluap sampai kita benar menyatakan diri ini salah.
Karena semua hanya pantas dituruti atas dasar kewajiban yang belum semestinya.
Karena apa yang telah direncanakan belum sampai pada tujuan sepenuhnya. Karena
apa yang telah digariskan belum berbatas tegas dengan kenyataan yang
sebenarnya. Dan karena mereka bukan tidak pernah merasakan namun sudah lebih
kuat mengatasinya.
Aku
hanya ingin menjadi diriku sendiri. Tanpa ada perasaan benar atau salah yang
mulai mengusik kebanyakan orang. Diri yang dapat memiliki dunia tanpa harus
lupa menyapa bahwa kehidupan ini adalah tentang hari ini. Hari ini yang tak
lepas dari goresan luka melukai banyak keresahan sebelumnya. Diri yang lemah
jika harus dihadapkan dengan tidak adanya pilihan. Pilihan memiliki arti,
sampai tak mengerti cara mengartikannya.
Tak
ada salahnya kita mengikuti kerinduan yang selalu hadir menutupi keresahan yang
pernah diberikan. Hingga siapa nanti yang akan menyatakan rindu itu lebih dalam
dengan sikap yang seutuhnya benar ada. Tapi jika memang tak pantas
menyampaikan, biarkan rindu itu yang membawa pulang rasa kembali kepada siapa
yang berhak dirindukan.
Walau
tidak ada pilihan lain untuk menyatakan, walau tidak ada kata lain selain yang
saya rasakan, walau tidak ada kemungkinan akan berbalik darinya. Saya merasa
ini adalah senja yang akan hilang dibawa malam yang panjang. Karenanya
sementara adalah waktu yang dapat melayangkan harapan yang tak berujung. Dan
hanya itu yang saya mengerti tentang hari ini, sementara.
Sekali
lagi, tentang hari ini. Rasanya cukup banyak mendengar bahwa diri ini merasakan
pilu atas kisah yang baru. Namun terdengar malu bahwa diri ini rindu atas
kejadian itu. Sudahlah, ada yang perlu untuk diperlukan tercapai dalam waktu
dekat ini. Walau waktu bergulir tiada henti menggusar hati hingga sepi karena
tidak ada pilihan lain selain menepi.
No comments:
Post a Comment