Ingin
rasanya kumelepas dengan ikhlas, karena sudah saatnya tak ada harapan yang tak
jelas. Karena memang tak merasa pantas untuk menjadi yang teratas. Akan bisa
karena memang sudah biasa walau tak ingin untuk merasa ada harapan yang mulai
dingin. Sekiranya hidup ini bukan tentang berharap tapi bagaimana bersikap, tak
harus tegap namun tak juga gagap. Biar pengap, sudah selayaknya diri ini
mengungkap, banyak asa yang tak biasa hingga berujung binasa. Sejatinya diri
ini ini hanya tak kuat melawan penat yang tak terlihat dalam langkah yang
bersemangat. Kadang tak rela, namun hati terus membela ada keras dalam kepala
yang membuat diri seperti sedia kala.
Yakinkan
diri sendiri, bahwa ini milikku sendiri. Tak ada yang lain karena sudah tak
mengerti bagaimana mengartikan harapan. Menumpuk dalam setumpuk kegelisahan
yang hanya membuat suntuk walau tak ngantuk. Raga ini tak hanya hancur, tapi
lebih dari melebur. Banyak mengubur harap yang seharusnya jadi nyata yang
akhirnya diri ini hanya buta. Saat terkubur kamu mengaburkan segalanya yang
didalamnya ada aku bersama.
Ini bukan
aku, bukan kamu, dan bukan kalian. Bagaimana ini ternilai tak berharga hanya lalai
yang tak berguna. Salahnya, karena diri terlalu lemah untuk ingin selalu
kembali kedalam rumah walau salah. Bukan
waktunya menumpuk harap karena ini bukan tentang kita. Sebaiknya diri ini saja
yang memberi untuk sekedar pada harapan masa depan karena didepan sudah jelas
telihat ada keistimewaan jika diterapkan.
Serahkan,
tak berarti juga pasrahkan. Karena diri hanya sanggup menunduk jika gugup itu
datang. Diri ini saja biarkan lepas seiring nafas menyampaikan dengan tegas. Biarkan
bebas merasa terhempas seperti kertas yang tak selalu putih namun bersih.
Diri ini
bebas tak ada satupun yang dapat menjamin. Biarkan melepas harap yang dapat
menjadi doa dalam amin, karena rasanya sebaiknya sekadarnya walau tak
semestinya tapi harap yang ingin mengucap ada doa yang tertancap dalam lidah
yang sulit mengecap.
Diri ini
menyesal hingga kesal. Sampai tak sesuai dengan harap yang penuh sesal. Dalam hati
memenuhi namun belum terpenuhi. Karena hilang selalu datang, karena yang datang
akan selalu menghilang. Diri ini terlalu takut bahkan hampir pengecut, hingga
nanti sampai berhenti pada penghantaran dalam hati.