11/19/2013

IKHLAS


Demi sebuah kata yang tidak akan terlintas dalam hati tanpa adanya kelangsungan fakta yang terjadi. Demi sebuah definisi yang hanya dapat diucap lemahnya bibir tetapi sulit dimiliki oleh hati yang kuat. Demi sebuah arti yang begitu luas untuk menuju ketasyakuran. Dan demi sifat yang jarang sekali dengan mudah dan efisien dimiliki diri sesorang.
Aku khilaf untuk sekian banyak nikmat yang Kau beri Tuhan. Aku jatuh dalam kemudharatan atas nikmat yang Kau beri Tuhan. Aku lemah ketika nikmat itu ditinggikan olehMu Tuhan. Aku tidak sadar bahwa semuanya hanyalah titipanMu. Dan aku, aku hanya penerima nikmat yang tidak berperasaan untuk selalu mensyukurinya.
Hingga kini, aku hanya bisa terdiam ketika satu diantaranya disimpan untuk kebaikanku nanti. Aku hanya bisa meratapi ketika satu itu pergi kepada yang tepat dimiliki. Aku hanya bisa merenungi kesalahan yang selama ini aku perbuat mengatasnamakan suatu itu dalam kebhatilan. Aku hanya bisa menarik lebih kuat tentang hikmah yang akan Kau beri setelah ini.
Percayalah, kehilangan tidak akan pernah berakhir sebelum kita kehilangan jiwa kita sendiri. Kehilangan tidak akan pernah berhenti menghantui sebelum kita kehilangan diri kita sendiri. Kehilangan tidak akan pernah mengikuti langkah sebelum Tuhan yang mengkhendaki. Dan kehilangan tidak akan pernah terjadi kecuali karena takdir dariMu Tuhan.
Yaaa, tepat pada akhirnya. Ikhlas adalah cara termudah untuk bersyukur. Ikhlas adalah cara terakhir yang baik sebelum pasrah. Ikhlas adalah cara terindah menikmati setiap ujian kehilangan yang Kau berikan. Dan  dengan ikhlas proses hikmah akan berjalan secepat rasa ikhlas itu sendiri tertanam dalam hati.
Kehilangan yang paling menyedihkan justru kehilangan rasa ikhlas dalam diri ~