Harus? Mungkin sudah semestinya itu dilakukan, begitu pun
dengan rasa yang banyak tertanam dalam hati akibat guncangan diri yang entah
kapan berhentinya. Meski diam adalah cara terbaik menghadapi masalah ini namun
tidak memiliki solusi yang pasti dalam fakta dikehidupan ini.
Ini bukan tentang aku, tapi tentang mereka yang selalu
menemani proses ini. Ada apa dengan mereka? Akankah kelelahan itu tidak hanya
dibibir saja tapi implementasinya berdiskusi dengan ragu dengan hati ini.
Inikah keluhan terparah yang pernah dirasakan. Inikah rasanya sendiri dengan
sejuta harapan yang belum sempat tersampaikan. Dan inikah kehidupan yang
sebenarnya ketika tidak ada lagi dukungan selain diri ini sendiri.
Ketika pergi aku hanya berharap ia akan kembali dengan
kekuatan yang lebih dari sebelumnya. Ketika diam aku hanya berharap celotehnya
lagi untuk selalu menemani proses ini. Ketika lelah pun aku selalu berharap
semangat itu menjadi melebihi semangat diri ini.
Tapi akankah harapan itu menguatkan aku pula dalam proses
ini. Akankah hikmah menghampiri diri ini yang selalu menagihnya dalam setiap
guncangan yang terjadi. Akankah mereka hadir kembali dalam respon positif yang
terjadi atas diri ini.
Lalu harus kepada siapa aku bercerita? Mungkinkah aku lupa
masih memiliki Tuhan yang maha segalanya dalam keadaan apapun. Dan demi nikmat
yang selalu menemani kehidupan ini aku bersyukur tanpa rasa pamrih.
No comments:
Post a Comment