5/08/2016

Pilihan

Riuh menutup kebisingan sampai tak terhiraukan.
Pilihanmu hanya konsentrasi pada pikiran.
Penuh sesak berdorongan sampai bertabrakan.
Lihatlah mereka begitu teramat segan.

Ada aku disana, menatapmu jauh begitu dekat.
Tak ada orang satupun yang terlihat.
Begitu mudah mengenapkan langkah.
Berjalan seakan kau menatap searah.

Kita saling berdiskusi.
Menari dalam kenyamanan yang ganjil.
Memadukan setiap lebih dan hal kecil.
Membangun atap dan dinding kuil.

Hingga,
Mereka mendesak, menjatuhkan sampai terluka.
Membelah atap dan dinding sampai terbuka.
Menarik satu dengan lain sampai terpisah.
Melebarkan jalan dengan waktu sampai menyerah.

Aku pun tersungkur.
Rasanya mendekat adalah bukan pilihan.
Tak sanggup lagi aku lanjutkan.
Walau pikiran tak sesuai perasaan.
Walau hati tak sejalan.

Kamu pun terjatuh.
Belum bangun karena tidak ingin melihat keadaan.
Masih saja kau bergumam dalam pilihan.
Katamu tak sesuai keinginan.
Kadang hanya terdiam dalam keheningan.

Dalam keramaian, bertemu
Dalam sepi, rindu
Dalam diri, menyatu.
Namun, dalam hati ragu.

No comments:

Post a Comment