3/12/2015

Tentang Diri

Bagaimana mengetahui ada jiwa yang menyendiri padahal tidak sendiri. Peduli pada sekitar tapi pada diri sangat sukar. Mengapa harus tertukar dengan hal yang wajar? Akankah dirinya merasa pintar dalam mengatasi kehidupan. Ketika jauh kenapa diri ingin selalu dekat, tapi ketika dekat rasanya ingin jauh. Bukannya keinginan lebih terasa saat tak ada dan kebutuhan lebih mengerti saat dimiliki. Tentang kehidupan, bukan hanya perkataan namun penerapan. Begitu banyak derita yang hanya jadi cerita karena diri tak hanya mampu namun pantas. Begitu banyak tangisan yang hanya jadi lukisan karena diri tak menentu namun sesuai. Begitu banyak sedih tak begitu pedih karena diri selalu melupakan dengan mengalihkan.
Siapa yang lebih dewasa dalam hal kebijaksanaan jika selalu ditemukan faktor usia tak menjamin pelaksanaan. Mengapa menanyakan hal yang tak perlu dipertanyakan, jika sebatas opini hanya terlewatkan. Bukan tentang mereka, namun tentang diri melihat apa yang sedang terjadi sehingga hati nurani yang mampu mengatasi.
Mengapa mencari ketika diri sebenarnya sudah ditemukan. Mengapa pergi ketika diri sebenarnya menetap lagi. Mengapa berdiri ketika diri sebenarnya tak kuasa. Mengapa bertahan ketika diri sebenarnya sanggup melangkah perlahan.
Diri, tak selalu menyendiri ketika sendiri. Tak selalu menyamakan ketika bersama. Biarkan menyatu pada hal yang menentu, sebagaimana waktu yang membantu. Walau rasanya tak mampu, walau rasanya tak sanggup. Itu hanya soal perasaan, memilihlah dalam hal penerapan. Karena dengan diri kita menjadi diri sendiri, untuk siapa hal itu dibatasi dan bagaimana cara mengatasi.
Kadang, tak perlu tau untuk mempelajari namun perlu belajar untuk mengetahui. Jika semakin membatin, mengapa harus diikutin. Sekarang, menemukan memang tak sesulit kehilangan. Sebenarnya dicari, tapi untuk nanti. Apa yang dilakukan? Merasa hampa sampai ingin berhenti. Merasa tak berguna lagi untuk saat ini. Lagi, soal rasa hanya membuat putus asa. Merasa namun tak dirasa, karena diri tak kuasa.

Diri, tak harus berdiri untuk terlihat. Tak harus menyendiri untuk mendapat. Ternyata, bermanfaat mendatangkan syafaat. Tak perlu bersyarat untuk berguna karena memang sudah seharusnya. Meski diri semakin yakin pada hal yang tak mungkin, karena yang ditanam akan paham. Biarkan ini berjalan sesuai dengan yang menuai.  

No comments:

Post a Comment