3/08/2015

Cerita Tentang Mereka

Apakah dengan berterus terang ada yang kita rasakan akan otomatis orang lain rasakan? Ataukah dengan berdiam diri memendam apa yang kita ingin katakan  secara pasti orang lain tidak mengetahui. Ada bahasa yang tidak dapat dipraktekan namun dapat ditunjukkan. Ada gerak yang bisa terbaca dengan hati yang sudah berpengalaman. Tidak perlu khawatir karena dengan keadaan apapun hati tidak dapat dipermainkan.
Setelah itu, dengan apa kita harus berbicara untuk sekedar mengatakan tak selayaknya diri ini mendengar apa yang diluar pikiran. Karena merasa ada yang belum memiliki solusi yang damai. Tapi apakah kata orang lain? Jangankan peduli, untuk sekedar mengetahui pun diri ini merasa tercaci bagai orang yang tak pernah sadar dengan keadaannya. Tapi apa kata diri? Sedangkan hati ini lebih resah dari biasanya namun tak sampai untuk menyelesaikan. Bukan karena belum mau tapi belum mampu.
Jangan befikir dengan tidak mau mendengar diri ini samar, tapi lewat sikap tak mau mengajak orang lain untuk bijak dalam keadaan diri yang sulit ditebak. Hanya diri sendiri yang mengerti bukan saatnya memberi arti pada setiap kasus yang terjadi. Karena terlalu percaya akan kemampuan yang diberikan tak melebihi masalah yang diajukan.
Mengerti lebih memahami tentang bagaimana indahnya menjalani dengan teryakini. Karena setiap manusia memiliki masalah dan penyelesainnya begitupun dengan yang terjadi. Walau setiap sikap akan bertatap adakah kemampuan yang diberikan jika kasus itu bukan terjadi pada orang seharusnya. Yakinkah, dengan masalahmu itu kamu akan menjadi kamu yang sebenarnya bukan yang apa adanya. Karena dengan menerima akan membiarkan diri ini belajar dengan wajar untuk sadar bersama.
Cerita tentang mereka semakin menggenang bagaikan hati hanya teringat pada kenangan. Tidakkah diri ini berusaha mengatakan tak sebesar hal yang indah dengan benar. Itu hanya masa lalu akan menjadi berlalu, maka jangan hanya jadi benalu, cukup diri yang malu dan orang lain tak perlu. Bukanya tidak terharu, karena kesyukuran selalu berseru, ada masa yang berada disaat ini bahwa diri ini layak berada disini.

Mengikhlaskan adalah rasa kelas tinggi yang tidak ada tandingannya lagi. Karenanya seakan diri tidak menangis, tidak berduka walau luka sedang terbuka. Bukan hanya tragis namun celaka. Buatlah seindah indahnya pribadi, seperti diri sudah menjadi, entah apapun itu kejadiannya. Ada hebat jika terlibat. Karena yang berbicara tidak akan pernah merasakan sampai akhir nanti dan hanya kata yang dapat dilantunkan karena tak sempat sehebat orang yang melakukan. Karena yang perlu diketahui, diri ini tidak dapat berbuat banyak jika tidak layak.

No comments:

Post a Comment