3/13/2015

Apalagi?

Sakit, memang begitu saja terjadi seakan tak pernah peduli. Dengan apa akan dijelaskan lagi, bila saja tak sampai untuk mengungkapkan. Memang seperti ini, tak merasa berarti karena selalu mengikuti kata hati yang katanya belum mati. Seakan lebih sulit untuk mengatakan, ada rasa yang tak perlu terasa olehmu. Bukan cukup hanya aku, tapi karena kita tak baik dirasa bersama. Tak merasa cukup jika memang aku sendiri, merasakan seperti sakit itu menemani dalam ruang yang tak pernah berisi. Apabila hanya sekedar menangisi aku sampai, namun aku tak sanggup untuk merasakan lebih dalam. Tak begitu adanya, karena jika terlalu banyak bertanya ada rasa yang belum habis didalamnya.
Karena yang ketika itu terjadi, bahagiamu tak akan pernah sanggup menjatuhkan ku apalagi membuat aku sakit. Perasaan ini sendiri yang berakibat semakin dekat dengan sakit yang melekat. Mereka jauh mengeluh merasakan ada perlukaan yang tak ada habisnya jika harus dengamu. Bukannya aku tak membiarkan terus terlukis jika sebenarnya ini tanpamu. Karena dengan ini, kita bertemu bukan untuk mengucap hilang dalam penyesalan perkenalan namun terucap arti jika lebih berarti untuk tak menjalani hari ini atau nanti.
Aku pikir ada saatnya, jika memilih bertahan pada hal yang hanya jadi bahan cerita yang fatal. Akan ada kebosanan yang datang berkenaan dengan sikapmu yang sekarang. Sampai kapan aku dapat menjelaskan dengan  lapang, ada hati yang sedang tak merasa sakit namun jelas dirasa oleh kebanyakan cerita dari opininya hati.
Akan dibiarkan pada pilihan, yang tak terdapat diri didalamnya karena keberhakan memilih sebanding dengan keberhakan untuk pulih. Banyak yang bilang, memilih adalah keistemewaannya. Tanpa sadar tak ada pilihan adalah satu jalan yang hanya ingin dimiliki.
Soal rasa tak kuasa, dihadapkan pada seluruh angan yang tak menjamin kenyataan. Tentang hidup yang tidak jauh dengan harapan. Sult seakan tak berdaya, merasa sakit tapi tak begitu terasa. Mungkin akan segera tinggal, pada hati yang sebentar lagi terpenggal, oleh mu. Denganmu, rasa ini tak ingin mati bersamanya, karenanya akan terbiarkan mencari arti pada orang yang akan lebih berarti.

Apalagi? Soal rasa yang tersisa, akan ku biarkan pergi bersama diri yang tak ingin lagi. Karena sudah menyisakan banyak luka hingga tak pantas menolehkan muka, masa lalu hanya akan berlalu. Karena teryakini dalam diri ada mampu yang terbantu dengan waktu~

No comments:

Post a Comment