Lama rasanya gundah tak pernah tersampai pada kesempatan yang
tepat. Meski ingin, namun memulai sangat lebih sulit dari sebelumnya. Mungkin diri
ingin tak menetap namun menyegerakan hal yang tak perlu diingat. Tapi, apalah
arti menahan dalam kesakitan yang dalam jika yang dirindukan pun tidak berani
merindukan perasaannya. Walau hanya sekedar perasaannya saja, sehingga apapun
itu menjadi pilihan kita sendiri sebagaimana luka yang akan sembuh dengan
sendirinya.
Hanya karena keresahan sebelumnya meliputi segala ketakutan
saat ini. Terasa sangat mengundang sejuta perasaan yang sulit tergambarkan. Terasa
sangat menyentuh diri yang mendiami perasaanya sendiri. Terasa sangat
mengagetkan hati yang tak lagi ada perasaan lain yang menghampiri. Akankah ada
hanya dibalik semua perubahan yang merasuk dalam kosong yang sudah lama merasa
sepi. Mungkinkah ada jika dibalik segala keluhan yang belum pernah dirasakan
oleh hati yang merasa kuat. Adilkah gelisah ini tersampai pada gelisah yang
berbeda kesempatannya.
Terbayang seakan pernah menjalani segala yang akan terjadi,
seakan penat selalu hadir dalam setiap harapan yang mungkin menjadi hal yang
baru. Saya, tidak mengerti dengan apa yang akan terjadi namun selalu menerka
hal yang belum terjadi sampai akhir pada kejatuhan yang tersungkur. Merasa diri
lemah dan tak pantas untuk mendapatkan hal yang baru bahkan menghapus segala
gelisah selama ini. Merasa diri ini kuat hanya dengan kisah ini saja tanpa
variasi yang membuat warna dalam kehidupan.
Untuk setiap malam yang sulit terpejam dalam lelahnya menahan
sepi. Bersaksi lah akan ada manfaat yang dapat mengubah perasaan tentang dia
menjadi kamu. Atau tentang kamu menjadi dia. Sehingga akan ada selalu kebaruan
yang memberi tanda bahwa perasaan tidak mati, namun sedikit tak mengenakan
untuk segera dipulihkan.
Menahan itu mampu memberi kebahagian selayaknya Tuhan yang
melemahkan ketika sebenarnya diri ini lemah. Dan menguatkan ketika sebenarnya
diri ini kuat.
No comments:
Post a Comment