Kisah pilu, kisah malu yang tak selalu,
meski aku, kamu tak mau merasakan haru, walau mata mulai membiru, walau raga
mulai kaku, walau hati mulai membeku. Kamu tetap bersikuku, menatapku ragu
seakan rindu yang dulu tak ada lagi padamu.
Ah sudahlah, sudahkan keresahan yang
bahkan semakin parah jika dipertahankan. Biarkan waktu yang berhak menyatakan
akan kemana kita datang, akan kemana kita pergi untuk menahan arahan hidup yang
masih menjelang
Bumi ini selalu berputar, bergetar
semakin terasa. Sukar memang menghentikan yang sejatinya selalu benar. Sukar
menentukan dimana cahaya lebih banyak berpijar.terkadang gentar, merasakan
goncangan yang tidak banyak orang sadar merasakan.
Disini, kita habiskan waktu untuk
membahas soal. Meski terkadang bahasan itu hanya soal waktu saja. Kita terlalu
berburu menyimpan ruang yang sesak oleh perkataan, namun seperti kosong
menghabiskan diri untuk keadaan yang semu.
Saya rindu, dan ini bukan hal baru,
sampai lupa rasa bagaimana cemburu. Rindu ini seakan tak pernah mendengar
kebenaran, tak pernah melihat kesemuan, tak pernah merasa kefanaan. Semoga saja
ini terungkapa, bahwa rindu sedang terpeluk erat siapa yang akan menangkap
walau sulit terucap.
No comments:
Post a Comment