Tidak
mudah namun tidak juga susah. Ingin berjalan tanpa halangan yang membuat terus
bertahan. Harusnya tak usah terusik perlahan. Ingin pasrah, karena semakin
parah. Alasan apapun bisa membuat kita semakin dekat, namun luka ini begitu
pekat dan memang kata belum sepakat.
Untuk
saat ini, bukan karena apapun tanpa mengurangi kepentingan posisi. Ada hal yang
belum basi ketika itu diceritakan esok hari. Ada hal yang belum sempurna untuk
diceritakan saat ini juga. Ada yang belum tepat untuk diceritakan dengan cepat
pula. Karena perlu waktu untuk berjalan perlahan, melangkah pun rasanya rumit
bagaimana harus terpaksa berlari.
Sebenarnya
terharu meski lebih pada keadaan ini terlihat baru. Begitu peduli untuk sekedar
menuntun dengan tali. Begitu teliti untuk sekedar menyuruh berhenti. Begitu memaksa
untuk sekedar melepas asa.
Untuk
saat ini, kadang manusia hanya menuntut dirinya dimanusiawikan tanpa mengetahui
dia berhadapan dengan manusia pula. Kadang ada waktu yang terbuang sia-sia
tanpa melihat sebenarnya dengan mengulang mengingat sia-sia pula. Masa lalu
hanya akan berlalu dan saat ini yang paling penting untuk menghadap yang akan
berlalu. Tapi diri, rasanya menyesal adalah pilihan satu satunya keadaan. Walau
maksud hanya ingin mengadu pada diri, ada yang salah saat ini.
Meski
berlatih untuk membiasakan itu semakin tertatih. Hanya dengan bertemu dengan
siapapun rasanya mengubah rasa yang ada dalam hati dan akan begitu selanjutnya.
Semakin mengikuti hati nurani semakin rasanya ingin lari pada diri. Semakin mengikuti
opini semakin tak berani untuk berlari dari diri. Diri yang tak sebagaimana
terlihat lengah, namun lelah yang bukan karena keadaan, lebih dari pada opini
itu sendiri.
Katanya
ada selesai setelah dimulai, kenapa proses begitu lupa dengan waktu. Ada yang
harus selesai karena memang sudah usai. Kenapa waktu yang selalu disalahkan
yang sebenarnya hanya menunggu perintah dari yang terlibat. Apa ada akibat? Sebab
sudah merasa terjerembab sembab. Karena merasa ini belum selesai, bagaimana mau
memulai.
Dan
itulah mulianya kalian, terlalu mempesona untuk melihat diri ini terluka. Terlalu
mengagumi untuk mendengar keluh yang sudah terbuka. Terlalu menjaga untuk
sekedar tau ada yang baru.
Ada
yang tidak mudah untuk mengatakan diri ini sudah melupakan. Ada yang tidak
mudah untuk sekedar bilang ada rasa yang sudah pudar. Ada yang tidak mudah untuk
berbicara sudah terabaikan dengan banyak cara. Ada yang tidak mudah untuk menceritakan kisah
yang belum jelas diberitakan. Namun tidak begitu susah untuk memulai diri
mengalihkan pada yang penting dipulihkan. Tidak begitu susah untuk melangkah
walau dengan hati yang salah. Tidak begitu susah untuk terbiasa tak
membicarakan asa.
Inilah
diri, hanya ada mulai, proses, dan selesai. Walau kadang memilih bertahan itu
memang godaan. Walau kadang memilih berhenti itu memang untuk menepi.
No comments:
Post a Comment