Akan
ada ketika waktu memberikan jawaban atas pertanyaan yang selalu diri keluhkan,
bahkan ketika waktu membalikkan pertanyaan atas balasan yang selalu diri
abaikan. Sampai dimana diri mengerti bagaimana cara menikmati sesungguhnya,
bagaimana cara mensyukuri sepenuhnya atas yang terjadi saat ini bahkan nanti.
Akankah
diri ini selalu mempertanyakan tanpa memberi jawaban atas kelakuan masa
sekarang. Seakan hidup hanya milik keadaan tanpa proses para objeknya. Seakan hidup
hanya milik orang lain sebanyak penilaian yang diberikan pada diri. Seakan hidup
hanya milik waktu yang digunakan hanya untuk menunggu.
Pada
awalnya, diri hanya ingin menggunakan tanpa kesiasian tapi tidak membuka
seluasnya pikiran tentang sikap saat ini. Hanya bebas tapi terbatas, hanya
merdeka tapi terluka. Lalu, sekian banyak kesempatan mengiyakan itu bagaikan
angin yang menghembus saja, tetap diri bukan bagian penentuan takdir yang
diberikan. Sehingga sebesar apapun menguatkan ketika diri tidak dimampukan,
apalah arti kebesaran diri.
Inilah
waktu yang tepat, memberikan peluang berlaku kebaikan lebih baik dari pada
kesempatan berlaku memperbaiki. Karena ketepatan waktu hanya pada saatnya ini,
bukan untuk diabaikan namun dinikmati.
Diri
menasehati bukan karena merasa benar, menikmati bukan karena merasa salah. Hanya
saja, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan. Ketika nikmat itu benar terasa
sesungguhnya dalam kesiapan diri merasakannya. Ketika hikmah itu benar terjadi
sepenuhnya dalam kesiapan diri atas kejadiannya.
Mampukah
pengembalian pertanyaan itu merubah sebanyak keluhan yang merusak banyak
harapan. Sehingga sebesar apapun diri ini berharap hanya akan hilang dijawab
waktu. Segankah waktu diburu untuk menerima banyaknya pertanyaan yang belum
sempurna dikehendakinya.
Sampai
saat ini, dalam pengabaian waktu tentang terasingnya diri membuat semakin
nyata. Ada kenikmatan dalam kesendirian, dalam kekosongan, dalam kerinduan
karena ketika tidak lagi merasakannya diri malah mempertanyakannya kembali.
Berhentilah
mempertanyakan ketika kesiapan pembalasan jawaban tidak pernah terlintas dalam
fikiran, karena hanya menikmati cara menanggapi sesungguhnya keluhan itu.
No comments:
Post a Comment