12/06/2016

Ketidakinginan

Dalam cerita ini, saya ingin menuliskan beberapa hal. Mungkin, semuanya saya sudah jelaskan agar Tuhan mengerti, bahkan saya selalu berharap doa itu sedang dikemas Tuhan untuk rencana yang mengagumkan. Sejenak, saya berfikir.

Saya tidak bahagia, dalam hening kadang otak saya ramai riuh memadati pikiran. Dalam ramai saya hening pening menciptakan imajinasi hati. Mengapa saya katakan itu, saya tidak lagi berharap dibahagiakan. Saya bahagia ketika membahagiakan seperti itu kira kira.

Saya menjalani berbagai kisah, tentang cerita beberapa orang yang begitu ingin kebahagiaannya tercipta. Saya tidak mempermasalahkan itu.

Dari dulu saya belajar tentang pelayanan, melayani dengan hati. Saya ingin, org yang bertemu saya hari ini pulang dengan senyumannya yang tegas atau kesedihannya yang ikhlas. Percayalah, saya ingin bahagia dengan membahagiakan.

Setelah ini, saya tidak tau lagi. Saya tidak mengerti bagaimana hasilnya. Dalam pertanyaan itu kadang saya berfikir tentang bagaimana cara memberi yang terbaik pada negri.

Saya berputar memilih, seperti dimintai pertanggung jawaban tentang membahagiakan dirinya. Tidak hanya satu, kadang dalam kesempatan yg sama beberapa orang ingin dibahagiakan, ingin dirinya dilayani dengan hati. Tuhan.

Lalu pertanyaan berikutnya muncul. Kapan saya bahagia? Kapan saya dibahagiakan?

Seperti banyak tujuan.
Kebahagiaan begitu luas, hingga kini tak sanggup dirangkul.
Ini tentang siapa?
Begitu pertanyaan memenuhi kepala ini.
Akankah semua ini menemukan akhir?

Bukan saya lagi, kalian bahkan tentang beberapa pembicaraan.
Saya tidak bicara, diam terkunci karena pembicaraan.
Mengarah tetap pada keinginan yang tersusun.
Tak saya acak bahkan susunannya masih tetap utuh.

Taukah?
Dalam perasaan tak imbang, banyak begitu pertimbangan.
Bukannya diam itu memasrahkan?
Atau bertindak itu meresahkan?
Harus apa? Seperti ingin, sebentar lagi tak ingin.
Saya bukan lagi kosong yang sedang menunggu terisi.
Raga terasa penuh, sesak karena ingin tak jadi keinginan lagi.

Perlukah?
Saya menerima ketidakinginan ini.
Pergi lalu bertujuan kembali.
Saya perlu mengerti tentang arti pergi.
Setelah itu akan tau akan kemana kembali
Karena perihal menerima kembali sangat sulit diketahui.

No comments:

Post a Comment